Your cart is currently empty!
PUBLIKASI
SUDAH TERBIT!
Intelek Bukan Akal – “Sebuah Tinjauan Historis” |Oleh Muhamad Musadiq Marhaban
Tatkala Syiar Islam keluar dari Wilayah Arabia dan umat Muslim menduduki wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Impirium Romawi, seperti Mesir, Syams, Iraq hingga Persia, maka sebuah kajian asing milik bangsa ‘ajam, yaitu Filsafat Helenisme pun jatuh ke pangkuan penguasa dan akademisi Muslim perdana yang berasal dari Bangsa Arab.
Akan tetapi, tak lama berselang, tiba-tiba muncul pernyataan kontroversial sekaligus mengejutkan kaum Muslim. Pernyataan kontroversial tersebut berasal dari sekelompok Muslimin yang menekuni Filsafat Helenisme. Kala itu, mereka terang-terangan menyimpulkan bahwa makna kata ‘Aql yang berasal dari Kitab Suci Al-Qur’anul Karim itu adalah sama persis bahkan identik dengan sebuah terma ‘ajam (asing) yang bersumber di Filsafat Helenisme, yaitu nous atau logos, atau intellektus. Padahal, Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur’an:
ائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Datangkanlah kepadaku kitab yang sebelum ini (Al-Qur’an) atau peninggalan dari pengetahuan (generasi terdahulu) jika kamu adalah orang-orang benar.” (QS. Al-Ahqaf: 4)
Baca sinopsis selengkapnya
Di samping itu. meski kata ‘aql di dalam Al-Qur’an masih ada dan terpelihara Bahasa Arabnya, namun akibat ulah para filosof dan akademisi Muslim tersebut, maka kata ‘aql di dalam Al-Qur’an pun niscaya telah mengalami takwil sehingga maknanya menjadi sama dengan kata nous, logos, dan intellektus di dalam Filsafat Helenisme.
Apa yang sebenarnya terjadi? Lalu, apa arti nous, logos, dan intellektus, sehingga disandingkan sejajar dengan sebuah kata dari Kitab Suci umat Islam yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw?
Dari mana asal-muasal Filsafat Helenisme itu sendiri, siapakah tokoh-tokohnya, dan apa latar sejarah dari sebuah kajian fenomenal yang bernama Filsafat Helenisme itu sendiri?!


AKAN TERBIT! | COMING SOON!