七転び八起き |Nana Korobi Ya Oki | Jatuh 7 Kali Bangkit 8 Kali
Penerbit Philokofi Iman Pustaka (selanjutnya disebut Penerbit Philokofi) resmi didirikan pada tahun 2025. Hal itu memposisikan Penerbit Philokofi terhitung baru di belantikan pustaka di Nusantara.
Walaupun demikian, Pendiri Philokofi Iman Pustaka sendiri bukanlah pribadi yang baru hadir di dunia penerbitan Indonesia, karena sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2011, Pendiri Penerbit Philokofi adalah seorang penulis aktif dan sudah beberapa kali menerbitkan buku di Indonesia menggunakan nama asli maupun dengan nama pena.
Seiring masuknya era digitalisasi pada tahun 2012 silam yang menghadirkan pustaka berbasis digital ditambah semaraknya sosial media internet, atmosfir dunia literatur dan kinerja penerbitan konvensional di Indonesia mulai meredup. Kondisi kesehatan bisnis penerbitan di Indonesia semakin parah tatkala Virus Corona (2020-2023) resmi menjadi pandemi global. Hal itu mengakibatkan aktivitas ekonomi dunia menurun drastis.
Pada akhirnya, hal itu juga berdampak ke dunia penerbitan di Indonesia. Selama pandemik dan setelahnya, banyak penerbit di Tanah Air yang memutuskan untuk mengakhiri aktivitas penerbitannya.
Saat itu, sebagian penulis di Nusantara termasuk Pendiri Penerbit Philokofi sendiri terpaksa banting stir dan beralih profesi dari seorang penulis menjadi pedagang biji kopi Arabika Gayo. Aktifitas itu terus berlanjut dengan berbagai tantangan dan rintangan yang datang silih berganti. Sejak tahun 2016 sampai sekarang Pendiri Penerbit Philokofi masih menjadi pedagang dan suplier aktif untuk biji kopi Arabika Gayo, baik green beans maupun roasted.
Dari pengalaman sebagai penulis kemudian berdagang biji kopi selama beberapa tahun tersebut, maka muncul keinginan untuk kembali berkiprah di belantika literatur dan penerbitan di Tanah Air.
Demikianlah sekilas lahirnya Philokofi Iman Pustaka yang bertekad untuk mengoptimalkan dan mengharmonisasikan tiga hal, yaitu: penerbitan buku berkualitas yang tepat ukuran dan sasaran, teknologi digital yang berkelanjutan, serta komersialisasi biji kopi Arabika Gayo kepada masyarakat di Nusantara dan Mancanegara.